Rabu, 18 November 2009 di 00.12 | 0 komentar  
VISI MISI SMAN 1 SIBOLGA
1. VISI : Mewujudkan Sekolah Standar Nasional (SSN)
Indikator :
1.1. Iklim belajar yang kondusif dengan Kompetensi Ketuntasan Minimal > 75
1.2. Sarana-prasarana pendukung pembelajaran sesuai standar pelayanan minimal pendidikan.
1.3. Siswa lulusan mampu bersaing masuk PTN dan tersebar pada PTN Favorit
1.4. Berperan dan atau mampu menjuarai berbagai jenis lomba baik pada tingkat Kota Sibolga, Provinsi maupun Nasional.

2. MISI :
2.1. Meningkatkan kualitas pembelajaran maupun ekstra kurikuler yang dilandasi iman dan taqwa serta budaya dan disiplin yang baik.
2.2. Meningkatkan kualitas dan fungsi serta pemanfaatan sarana-prasarana pembelajaran maupun sumber belajar lainnya.
2.3. Meningkatkan kualitas dan akuntabilitas manajemen pengelolaan sekolah.
2.4. Menjalin kerja sama yang baik dan harmonis antar warga sekolah, masyarakat dan instansi terkait.

3. TUJUAN SEKOLAH
Mewujudkan Sekolah Menengah Atas Berstandar Nasional menuju Bertaraf Internasional

3.1. Tujuan Jangka Panjang
a. Standar Kompetensi Ketuntasan Minimal (KKM) > 75
b. Siswa lulusan diterima pada PT + 80% ; PTN + 60% dan sebahagian tersebar pada PT. Favorit.
c. Menjuarai salah satu lomba Olympiade dan atau lomba Mata Pelajaran Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional.
d. Memiliki 2 (dua) Kelompok LKIR yang salah satunya mampu bersaing pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional.
e. Menjuarai salah satu Cabang Olah Raga pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional
f. Menjuarai salah satu Lomba Seni pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional
g. Menjuarai salah satu jenis kegiatan Pramuka pada Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional
h. Menjuarai salah satu jenis Lomba Drum Band Tk. Provinsi dan Peserta Tk. Nasional
i. Finalis Lomba Kebersihan Sekolah (7K) dan peserta Tk. Nasional
j. Perencanaan Sekolah Berbasis Internasional

3.2. Tujuan Jangka Menengah
a. Standar Kompetensi Ketuntasan Minimal (KKM) = 75
b. Memiliki Sarana Prasarana pembelajaran yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal Pendidikan.
c. Siswa lulusan diterima pada PT + 55% ; PTN + 30% dan sebahagian tersebar pada PT. Favorit.
d. Menjuarai salah satu Lomba Olympiade dan atau lomba mata pelajaran Tk. Kota Sibolga dan peserta pada Tk. Provinsi.
e. Memiliki 1 (satu) kelompok LKIR yang mampu bersaing pada Tk. Kota Sibolga menuju Tk. Provinsi.
f. Memiliki Tim Olah Raga, minimal 2 (dua) cabang yang mampu menjadi juara pada Tk. Kota Sibolga dan Finalis pada Tk. Provinsi.
g. Memiliki 1 (satu) kelompok Paduan Suara/Vocal Group yang mampu menjuarai Tk. Kota Sibolga dan peserta Tk. Provinsi.
h. Memiliki 2 (dua) Gugus Pramuka yang mampu bersaing pada Tk. Kota Sibolga dan Tk. Provinsi.
i. Memiliki 1 kelompok Drum Band yang mampu bersaing pada Tk. Kota Sibolga dan Tk. Provinsi.
j. Menjuarai Lomba Kebersihan Sekolah (7 K) Kota Sibolga dan peserta Tk. Provinsi.

diposekan oleh Hisar, Rabu, November 18 ,2009
Diposting oleh Hisar Sebastian
Rabu, 11 November 2009 di 17.18 | 0 komentar  





Sabtu, 31 Oktober 2009




Posted on October 27, 2008 - Filed Under Olimpiade Astronomi |

Bola langit digunakan untuk menentukan posisi benda-benda langit sehingga memudahkan dalam pengamatan. Untuk keperluan itu, digunakan berbagai sistem koordinat bola langit.

Altitude - Azimuth

Misalkan seorang pengamat di bumi, dalam gambar bola langit posisi pada pusat bola. Bola langit terbagi menjadi 2 hemisphere oleh adanya horizon. Salah satu hemisphere tak terlihat karena terhalang horizon bumi.

Titik pada bola langit yang tepat berada diatas pengamat disebut zenith. Benda langit (misalnya pada posisi x) terlihat pada bagian hemisphere yang tampak, dan memiliki ketinggian sudut jika diukur dari horizon. Ketinggian ini disebut altitude. Busur antara benda langit dengan zenith disebut jarak zenith.

Misalkan altitude dinyatakan dengan a, dan jarak zenith dengan z

Selanjutnya, misalkan ditarik sebuah lingkaran besar dari Z, melintasi x, lalu berpotongan dengan lingkaran besar ekuator. Panjang busur yang diambil dari acuan arah utara (titik U) sampai ke perpotongan tadi disebut azimuth.

Penentuan posisi dengan altitude dan azimuth dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, misalnya mengetahui posisi terbit matahari pada saat ekuinoks, atau misalnya untuk memastikan kemana pandangan harus diarahkan untuk mengamati hilal pada hari tertentu.

Sistem Ekuatorial

Dalam pengamatan dengan alat bantu semacam teleskop, sistem koordinat yang biasa dipakai adalah sistem ekuatorial. Dudukan teleskop kebanyakan didesain ekuatorial untuk memudahkan dalam mengikuti track obyek yang diamati.

Ada 2 jenis sistem koordinat ini, yang satu menggunakan deklinasi dan sudut jam, sedang yang lainnya menggunakan deklinasi dan ascensiorecta. Sistem koordinat ini bergantung pada posisi lintang dan bujur mana pengamat di bumi berada.

Deklinasi - Sudut Jam

Yang dimaksud dengan deklinasi adalah jarak antara benda langit dengan garis ekuator langit. Pada gambar diatas, deklinasi adalah garis DX. Besarnya deklinasi sifatnya tetap, karena itu deklinasi ini dapat digunakan untuk memperkirakan posisi bintang yang terlihat oleh pengamat yang berada pada lintang berbeda-beda. Bintang dengan deklinasi 0o, terlihat oleh
pengamat di ekuator berada di zenith saat melintasi meridian. Oleh pengamat di lintang 30o, bintang yang sama berada di belahan langit selatan dengan altitude 60o saat melintasi meridian.

Pada gambar bola langit, sudut jam adalah sudut XAZ. Acuan pengukuran sudut jam adalah dari meridian pengamat ke meridian obyek. Benda langit yang berada di meridian pengamat disebut memiliki sudut jam 0h. Ketika baru terbit, sudut jam benda langit tersebut adalah - 6h, dan saat tenggelam + 6h.

Deklinasi - Ascensiorecta

Sistem ekuatorial ini digabungkan dengan lintasan semu matahari (ekliptika). Bidang ekliptika ini akan berpotongan dengan bidang ekuator langit, dan titik perpotongannya adalah pada titik ekuinoks. Pada gambar dibawah, titik vernal equinox (Aries) dinyatakan dengan simbol γ.

Ascensiorecta (Right Ascension - RA) adalah busur pada ekuator langit yang ditarik dari titik vernal equinox ke arah timur hingga ke meridian benda langit. Pada gambar dinyatakan dengan busur γC. Besarnya berkisar antara 0h - 24h atau setara dengan perputaran 360o.

Penggunaan RA adalah sebagai alternatif dari penggunaan sudut jam (Hour Angle - HA), karena besarnya HA tidak pernah tetap. Misalnya untuk penulisan katalog, posisi benda langit yang diberikan adalah posisi fixed, karena itu dipilihlah RA sebagai salah satu sumbu koordinat.

SUMBER ARTIKEL http://www.cosmicemission.wordpress.com
Diposting oleh Hisar Sebastian
Diposting oleh Hisar Sebastian
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates