Rabu, 07 Oktober 2009 di 04.13 |  
Apakah Remaja Butuh Pendidikan Reproduksi Dini ?

Masa pancaroba bagi remaja disebut-sebut sebagai periode yang susah-susah gampang bagi orangtua untuk menanganinya. Kebanyakan orangtua mengakui bahwa memberi bekal untuk remaja putri agar mereka mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan sebenarnya tidaklah mudah.
Meski orangtua sudah bersusah payah menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak putri mereka, namun toh orangtua takkan sanggup menghindari godaan dunia yang semakin menghadang kehidupan remaja global sekarang ini.

Perkembangan teknologi komunikasi yang menyebar berbagai informasi dan hiburan budaya pop, kini semakin deras dan takkan mungkin bisa dibendung hanya dengan mengurng anak di rumah atau dengan menyediakan berbagai fasilitas canggih di rumah.
Sesuai dengan perkembangannya, anak-anak putri masa kini tak mungkin dipingit seperti cerita novel Siti Nurbaya, karena kehidupan menuntut mereka untuk tampil lebih luwes dan lebih bergaul dengan dunia luar. Dengan demikian, berbagai acara darmawisata, diskotik, nonton, ikut klub olahraga, sudah menjadi bagian acara rutin remaja.

Hampir semua remaja di belahan dunia mana pun sekarang ini berada dalam situasi yang penuh godaan dengan semakin banyaknya hiburan di media yang menyesatkan.
Dengan informasi yang terbatas dan perkembangan emosi yang masih labil, mereka sudah dihadapkan pada berbagai godaan seperti film-film Barat yang menawarkan nilai-nilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai budaya Timur.

Itu sebabnya, ada siswi yang terlibat dalam ‘transaksi seks’ hanya karena dorongan seks semata bukan karena uang atau kebutuhan materi lainnya. Namun yang jelas dari berbagai data empiris yang ada, sebenarnya anak-anak remaja putri itu sangat membutuhkan pendidikan seks yang benar. Diakui, sebagian besar masyarakat memang masih meragukan manfaat pendidikan seks itu bagi remaja putri, namun dengan melihat semakin membangkaknya jumlah remaja yang hamil di berbagai belahan dunia, maka pandangan yang masih ragu-ragu itu agaknya perlu segera menyadarinya.

Kehamilan tak diharapkan
Data terakhir, sekitar 60 persen kelahiran anak di kalangan remaja di dunia adalah kehamilan yang tak diharapkan. Satu di antara remaja usia 19 tahun tidak mempunyai akses untuk mendapat kontrasepsi.
Lebih dari dua pertiga wanita di negara berkembang mendapat pendidikan kurang dari sembilan tahun, demikian laporan Alan Guttmacher Institute, suatu lembaga penelitian kesehatan nonprofit.
“Kehidupan anak-anak muda ini sungguh mengenaskan,” ujar Jeannie Rosoff, presiden lembaga tersebut.
“Sebagian remaja outri itu terpaksa drop out, karena harus segera menikah, dan sebagian lagi mengalamai eksploitasi seks. Namun banyak diantaranya yang tidak ingin menyerah pada nasib, dan berusaha untuk bangkit mengatasi hidupnya,” tambahnya.

Ia menyatakan temuannya itu sebagai hasil perbandingan statistik dari 53 negara di seluruh dunia dengan jumlah penduduk sekitar 75 persen dari seluruh penduduk dunia.
Ditemukan, bahwa remaja putri di negara berkembang yang terpaksa keluar dari sekolah, sudah melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun, menikah muda dan tidak pernah menggunaakan kontrasepsi.
Oleh sebab itu, menurut para akhli, hanya dengan pendidikanlah untuk dapat menyelamatkan remaja putri di seluruh dunia. “Terbukti, anak-anak yang menikah muda ternyata menurun tajam di negara-negara yang dengan serius memperhatikan pendidikan dengan menyediakan akses cukup untuk mendapat pendidikan, sosial, kesehatan,” demikian dilaporkan lembaga itu.

“Masih di negara berkembang, banyak wanita sudah mempunyai anak pertama pada usia di bawah 18 tahun, sementara wanita-wanita di desa-desa dengan pendidikan tidak menyukai kontrasepsi, dan hampir semuanya terpaksa melahirkan dan menemui risiko kehamilan yang cukup gawat,” demikian laporan itu.
Namun masalah ini sebenarnya bukan urusan negara berkembang saja. Di Amerika Serikat, tujuh di antara 10 remaja yang melahirkan adalah kelahiran yang tak diinginkan.

Jika mereka mampu menunda beberapa tahun saja untuk punya anak atau keluarga, mungkin jumlah anak akan lebih sedikit dan dapat menghindari resiko kehamilan muda, bahkan mungkin mampu menjadi anggota masyarakat yang lebiuh produktif.
Bekal iman, pendidikan, pergaulan yang sehat, serta hubungan yang mesra antara orangtua dengan anak serta keterbukaan dalam keluarga merupakan bekal yang amat berharga bagi remaja putri agar mereka dapat meniti kehidupan dengan selamat.

Terutama pendidikan dari orang tua

LIMA BAHASA CINTA REMAJA (BGN2)
JULIANTO SIMANJUNTAK

......................

1. Peran Ortu Mendampingi Remaja

Dalam situasi mereka yang krisis ini mereka sangat butuh pendapingan orangtua. Salah survey menunjukkan banyak remaja melaporkan bahwa ortu mereka punya pengaruh besar dalam hidup mereka dibandingkan teman mereka.

Pengaruh besar ortu terhadap remaja terutama dalam bidang ke masa depan:
• mencari sekolah
• mengikuti ibadah
• mengerjakan homework
• Makan minum dan soal kesehatan
• Dalam merencanakan karir

Sedangkan teman teman mereka lebih berpengaruh pada bidang yang sifatnya segera (sekarang):
• model baju, model rambut
• boos atau tidak dari sekolah
• memilih pacar dan sahabat dekat


Ortu dalam mendampingi remaja perlu:

• Dapat menoleransi paradoks dalam diri remaja: misal, menerima remaja yang berjanji namun tidak dapat menepatinya. Jangan tuntut, tapi terima saja (walau tidak menyetujui).
• mempunyai rasa humor. Mereka butuh teman ngobrol dan bercanda.
• Fleksibel. Kita bisa menyesuaikan diri dengan remaja. Jangan kecewa kalau nasehat kita kadang diabaikan. Kita bisa masuk ke dalam masa remaja kita sendiri tanpa kehilangan perspektif bahwa kita sekarang ini sedang mencoba membimbing remaja

III. PENTINGNYA CINTA ORTU

Banyak ortu begitu kuatir membayangkan nasib anak remajanya. Apakah anaknya akan sanggup menghadapi badai godaan seks, drugs dan kekerasan di antara teman-temannya. Bahkan ada yang berpikir, “ seandainya anakku bisa kusekolahkan di rumah saja”.

Kekuatiran ini sebaiknya mendorong ortu membekali diri dengan pengetahuan dan pengertian tentang anaknya


Kabar Baik Tentang Keluarga dan Sekolah

Tidak hanya hal buruk terjadi pada anak remaja kita. Banyak anak remaja yang punya hubungan baik dengan ortunya, punya prestasi di sekolah.

George Gallup Jr., mengatakan bahwa karakter remaja masa kini didorong oleh : idelaisme, optimisme, spontanitas dan kegembiraan yang besar.

Lawrence Steinberg mengintakan, “ kesulitan masa remaja adalah normal. Hal yang sama dihadapiu usia kanak kanak dan dewasa. Ada anak remaja yang bermasalah besar ada juga yang biasa-biasa saja. Problema pada remaja seperti drugs, seks, tidak bertanggungjawab adalah normal di usia mereka. Namun tidak ada dari mereka yang adalah anak baik mendadak jadi jahat. Hal itu sangat tergantung seberapa peduli dan besar cinta sang ortu pada mereka.”

Jika remaja merasa aman dalam cinta ortu, mereka punya rasa percaya diri yang baik. Mereka akan mampu menghadapi pengaruh buruk teman-temannya di luar. Tanpa cinta ortu mereka, remaja lebih rentan atau mudah dipengaruhi hal yang buruk dan jahat seperti drugs, dll.

Tidak ada hal yang lebih penting bagi ortu drpd belajar secara aktif menjumpai kebutuhan emosional anak mereka sejak kanak-kanak. Cinta yang emosional atau perasaan cinta mendalam mrp (menu) kebutuhan utama anakanak kita. Anak butuh perasaan terhubung, perasaan diterima dan dipedulikan ortunya. Jika tiga hal ini tidak dia rasakan dari ortu-nya makan tanki emosi cintanya kosong. Kekosongan itulah yang akan mempengaruhi tingkah laku saat remaja.

Cinta Sebagai Dasar Komunikasi Dengan Anak

Apa sesungguhnya Dasar dari bangunan relasi orangtua dan anak remaja ? Dasar itu adalah cinta. Ortu perlu belajar berjumpa dengan kebutuhan cinta dari setiap anak remajanya. Perlu diketahui, akar dari emosi negatif dan tingkahlaku negatif anak remaja adalah kosongnya tanki cinta di hati anak anak kita. Umumnya ortu sudah merasa memberi yang terbaik, memberi cinta pada anak-anak remaja mereka.Namun realitanya, mereka merasa kosong dan tidak merasakan apapun dari cinta ortunya.

Banyak orangtua tidak tahu bagaimana mengkomunikasikan secara tepat cinta mereka pada anak-anak. Terutama pada level emosi. Banyak ortu mengeluh, “anak remaja kami tidak mau mendengarkan nasehat”. Perhatikan nasehat ini, “ Berikanlah cinta pada anak remaja anda, maka merekapun akan mendengarkan anda!”

1. Remaja Butuh Rasa Keterhubungan

Perasaan ini terpenuhi dengan:

a. Kehadiran orangtua. Banyak psikolog setuju bahwa jika ikatan emosional anak dengan ortu kurang perkembangan emosi anak anak kurang sehat. Ia akan merasa kurang aman. Mereka merasa dibiarkan oleh orangtua. Jika orngtua mati atau bercerai, ikatan emosi ini tidak bisa digantikan. Prasyarat ikatan emosi ini adalah kehadiran orangtua. Ikatan membutuhkan waktu bersama-sama, kuantitas waktu tetap perlu. Masa remaja tetap sama. Jika orangtua beri waktu sedikit bersama anak dapat membahayakan perasaan keterhubungan. Remaja butuh rasa terhubung dan merasa dicintai ortu. Jika anak diabaikan, dia akan bergumul dalam hatinya, “Apa yang salah dengan aku sehingga ortu-ku tidak peduli dengan aku?” Jika ortu ingin anak remajanya merasa dicintai, mereka harus menyediakan waktu bersama anak-anak.




b. Kuasa komunikasi.

Kedekatan fisik ortu dan remaja tidak langsung menghasilkan kedekatan hati. Keterhubungan hati membutuhkan komunikasi. Anda bisa tinggal di rumah dengan anak-anak selama 2 minggu terus-menerus, tetapi sedikit berkomunikasi; tetap tidak terjadi keterhubungan emosi.

Sebuah riset menunjukkan 71% remaja menyatakan, sedikitnya sekali sehari makan bersama keluarga. Ini sesuatu yang sangat baik.

Namun survai lain menunjukkan 50% remaja makan di meja bersama dengan orangtua namun sambil menonton TV; 25% lainnya sambil dengar radio dan 15% sambil baca buku/majalah. Makan bersama adalah kesempatan terbaik untuk membangun ikatan emosi dengan remaja. Jadi cobalah sediakan waktu makan bersama sambil berkomunikasi dengan mereka.

2. Kebutuhan Untuk Diterima

Kuasa Penerimaan dan Penolakan

Elemen kedua dari cinta emosi adalah rasa diterima orangtua. Seorang remaja 14 tahun berkata, “Hal yang paling saya sukai dari orangtua adalah mereka menerima saya apa adanya. Mereka tidak pernah mencoba membuat saya seperti kakak atau abang saya.”


Lawan diterima adalah ditolak. Ronald Rohner yang telah belajar tentang penolakan dari 100 kebudayaan di dunia ini menemukan bahwa meskipun kebudayaan berbeda-beda dalam menyatakan penolakan, penolakan mengandung risiko: menimbulkan rasa rendah diri, menghambat perkembangan moral, bingung dengan identitas seksual, dan kesulitan mengatasi kemarahan. Rohner berkata, penolakan adalah sebuah kejahatan psikologis yang menyebar ke seluruh sistem emosi anak dan sangat merusak.

James Garbarino mengatakan, “perasaan ditolak adalah elemen utama yang membuat remaja melakukan kekerasan. Sering perasaan ini tumbuh karena merasa dibeda-bedakan dari saudara sekandung.”

Ketika Garbarino melayani remaja 18 tahun yang membunuh seorang polisi, Garbarino menunjukkan anak itu sebuah gelas besar. Ia berkata kepada anak itu, “Anggap ini berisi cinta ibumu. Sedangkan di tangan saya ini anggap gelas adikmu. Seberapa banyak air cinta ibumu yang ada di gelasmu dan berapa banyak air cinta ibumu di gelas adikmu?” Anak itu menjawab, “Saya hanya 20%, adik saya 80%.”

Dari ilustrasi itu, jelaslah si remaja tadi menyatkan bahwa ia merasa ditolak atau telah ditolak oleh ibunya.


Menerima remaja dan Mengoreksi tingkah laku.

Banyak orangtua berpikir, menunjukkan penerimaan total pada anak itu adalah salah. Mereka sulit mengerti bagaimana bisa menerima anak sepenuhnya padahal dia nakal dan menjengkelkan.

Allah adalah kudus, mau menerima kita yang tidak kudus, sebab Dia melihat kita sebagai bagian dari diri-Nya, karena kita telah menerima anak-Nya, Yesus Kristus. Sejak kita menrima Anak-Nya, Allah menerima kita. Meskipun Allah tidak berkenan atas beberapa kelakukan kita, Allah selalu berkenan kepada karena kita adalah anak-Nya.

Sebagai ortu kita perlu terus mengkomunikasikan kepada anak-anak bahwa kita bahagia menjadi ortu mereka, meski mereka kadang-kadang nakal. Inilah cinta yang tak bersyarat

Ide cinta tak bersyarat adalah,

“Aku selalu mencintai kamu, aku peduli kamu, aku akan terus mencintaimu sebab engkau anakku. Aku tidak selalu suka akan apa yang kamu lakukan tapi aku akan selalu mencintaimu. Aku takkan pernah menolakmu sebab kau anakku. Aku akan selalu bersamamu untuk melakukan hal terbaik untukmu. Aku akan selalu mencintaimu apapun yang terjadi.”

Can Canfield, presiden National Center for Fathering mencatat ketakutan utama remaja adalah: Apakah saya normal? Jawaban yang mereka suka tentu: Ya. Namun yang lebih ingin mereka dengar adalah, “Meski kau abnormal, aku tetap mencintaimu.” Inilah penerimaan yang tak bersyarat.

Sebelum memberi nasehat pada naka Anda, katakanlah dahulu kalimat ini,

“Aku sangat mencintaimu. Aku akan tetap mencintaimu walau engkau tidak mengikuti nasehatku. Tetapi karena aku mencintaimu, aku harus memberikan nasehat ini ….”

Lalu berikanlah nasehat dengan bijaksana.


3. Kebutuhan Remaja Akan Pengasuhan

Kebutuhan berikut dari remaja adalah kebutuhan diasuh / dirawat. Merawat dilakukan dengan memberi makanan bagi jiwanya, sama seperti menyuburkan tanah tempat tanaman kita tumbuh. Kita merawat remaja dengan mengembangkan iklim yang baik untuk mereka tumbuh. Iklim itu adalah : kehangatan, perhatian, dorongan, perkataan positif. Hal hal inilah yang akan membuat remaja kita berbunga dan berbuah baik.

Dalam merawat remaja kita harus menghindari kekerasan (abuse). Abusif, seperti memusuhi, tidak bicara dengan anak, mencela, merendahkan dengan sikap dan kata-kata, mengancam dan berbicara kasar. Ini akan seperti racun yang menyebar dengan cepat dalam seluruh jiwa anak.

Luka dalam jiwa anak karena sikap kita yang kasar dan merendahkan anak dapat tinggal dalam jiwa anak seumur hidup anak. Abusif menimbulkan trauma mendalam pada anak. Tidak heran mereka akan mencari jalan penyembuhan lewat drugs, free-sex, masuk dalam gang melakukan kekerasan, mencuri, dlsb. Sebab kekerasan ortu menimbulkan perasaan mendua dalam diri mereka. Satu sisi sayang, sisi lain adalah benci.

Sebelum mampu merawat anak, setiap ortu harus mampu mengasihi dan merawat dirinya sendiri. Tanpa sadar banyak ortu mempunyai luka hati yang ia simpan sejak ia remaja. Akar-akar pahir dalam diri anda perlu diselesaikan dulu. Apakah lewat konselor atau langsung ceritakan itu pada anak dan istri anda. Usahakanlah mengikuti seminar, membaca buku, dan terapi lainnya. Orangtua yang sehat tentu ia dapat berpikir dan bersikap positif dan menghargai anaknya.




Kebutuhan mendasar setiap anak remaja.

Sosiologis, psikolog, teolog sepakat bersama bahwa kebutuhan mendasar anak remaja adalah perasaan dicintai orangtua mereka.

Prof. David Popenoe dari Rutgers University mengatakan : “ anak akan tumbuh dengan sangat baik ketika mereka mendapatkan kesempatan kehangatan, keintiman dan hubungan intensif dengan ayah dan ibu mereka.”

Tentu kita masih ingat hukum utama dan pertama dari Yesus : “ kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan kekuatanmu. Dan (yang sama dengan itu) adalah kasihi sesamamu (neighbor) seperti dirimu sendiri.” Tentu kita sepakat, tetangga kita terdekat adalah anak remaja kita.



Menemukan Cinta di Tempat yang Salah

Jika anak remaja tidak mendapatkan cinta di rumahnya, jangan heran ia akan mencari di luar rumah. Sayangnya tempat itu seringkalai salah. Luke Woodman (16 tahun) suatu hari tega membunuh ibunya sendiri lalu membkar sekolahnya di Mississipi 01 Okt 1997. Ketika seorang wartawan menginterviu Woodman, ia berkata “seluruh hidup aku merasa diabaikan…aku kesepian…sampai suatu hari aku ketemu dengan beberapa orang sebayaku dan mau menjadi temanku. Mereka menyebut diri sebagai kelompok Satanis”…




Sebuah survey mengatakan :

Anak gadis belia remaja di Amerika secara sukarela ingin punya bayi lewat pacarnya…agar ada orang yang membutuhkan dirinya dan bergantung padanya serta ada objek yang ia kasihi.

Garbarino: tidak ada roh yang paling membahayakan roh manusia selain dari roh penolakan dan roh kekurangan cinta.


BAHASA CINTA NO. 1
Kata-Kata Afirmasi

Menghadapi anak remaja perlu kita sadari mereka sebagai anak remaja, sehingga kita perlakukan mereka sebagai anak remaja. Tanpa sadar banyak orangtua memperlakukan anak remaja layaknya masih kanak-kanak, atau sebaliknya menghadapi seperti seorang yang sudah dewasa. Masa ini adalah masa transisi. Sehingga kita memainkan peran kita sebagai ayah dan ibu, kita memainkan lagu baru, bukan lagu lama. Iramanya khusus.

Hal pertama yang mereka butuhkan dari cinta kita adalah, berikan penguatan lewat kata-kata kita. Bagaimana memberikan afirmasi kita?

1. Berikan kata kata pujian secara verbal. Pujian itu pertama tama harus tulus. Kedua harus spesifik, dan terakhir pujilah usahanya (proses) dan bukan hasilnya (kesempurnaan)

2. Berikanlah kata-kata afeksi. Kalau kata pujian no 1 lebih memuji tingkah lakumnya, kata afeksi adalah kata yang mempengaruhi perasaannya dengan cara menghargai dirinya sendiri sebagai pribadi yang utuh. Katakanlah kata kata ini berulangkali. Misal, : “saya sayang kamu!”, “Saya bangga punya kamu!”; “Jika saya harus memilih anak remaja di dunia ini, saya pasti pilih kamu!”; Kamu begitu mengagumkan!”; “aku bangga jadi papamu!”; Jika anda lebih bersifat puitis, ungkapkanlah lebih panjang.Setiap kata kata ini akan mempengaruhi perasaan anakmu sangat dalam. Itub akan membuat anakmu merasa berharga, mulia dan dicintai.Banyak kita tidak terbiasa dengan hal ini, tapi perli dilatih, dilatih dan dilatih.

3. Ucapkan Kata Kata Afirmasi di Depan Anggota Keluarga lainnya. (bukan di depan teman sebayanya). Kadang perlu disertai tepuk tangan. Peneguhan ini akan mendorong untuk mempertahankan sikap dan perbuatan yang baik.

Ditengah perasaan tidak aman pada masa transisi remaja, mereka sangat butuh kata kata affirmasi ini. Kata afirmasi ini bagaikan air sejuk di dalam padang gurun jiwa mereka. Tidak ada hal yang lebih penting selain dari kata kata afirmasi dari ortu ke anak remaja.


BAHASA CINTA NO.2

Sentuhan Fisik (Physical Touch)


Tidak dapat disangkal ada kuasa dalam setiap sentuhan kepada orang yang kita cintai. Waktu anak kita bayi, kita peluk, gendong dan cium. Anak kita yang tiga tahun, kita angkat dan bermain seperti pesawat. Tetapi bagaimana dengan anak remaja kita? Apakah mereka butuh sentuhan fisik? Ya dan Tidak. Ini tergantung dari Kapan, Dimana dan Bagaimana kita menyentuh mereka.

Waktu Yang Tepat Untuk Menyentuh

Pepatah Ibrani Kuno berkata, “Untuk segala sesuatu ada waktunya….”Ortu poerlu belajar seni meyentuh anak tepat waktu. Perbuatan baik pada saat yang salah sering merugikan. Ini tidak mudah. Sebab, waktu bagi anak remaja kadang tergantung mood atau perasaan mereka. Berikut, mood anak remaja kita tidak selalu bisa kita lihat. Walau sulit kita harus mencoba.

Ortu yang bijak akan belajar terus mengenal anak mereka. Seorang ibu berkata, “ saya tahu kapan anak saya bisa disentuh. Biasanya kalau ia biara dengan saya dan jauh…biasanya ia tidak mau disentuh. Tapi kalau ia ngomong dan posisinya dekat dengan saya…itu saat yang baik untuk menyentuhnya”

Anak remaja mengkomunikasikan perasaannya lewat bahasa tubuh. Seberapa dekat ia dengan anda, misal.

Sangat tidak bijak menyentuh anak anda saat ia marah. Sebaliknya, saat mereka gagal mereka membutuhkan sentuhan kita. Itu saat baik menyatakan sentuhan cinta kita. Juga saat mereka berhasil dan menang dalam suatu pertandingan.

Untuk hal ini kita perlu mencoba dan salah…tidak masalah. Sampai kita kenal betul mood mereka dan tahu kapan waktu terbaik menyentuhnya.

Tempat Yang Tepat Untuk Menyentuh.

Di depan publik atau di depan teman sebayanya umumnya mereka tidak mau disentuh/ dipeluk. Sebab identitas diri mereka lekat dengan teman sebaya. Sebab mereka merasa dilihat anak yang manja kalau masih didekap ayah atau ibu mereka.

Tempat terbaik adalah rumah anda sendiri, yakni ketika anda berdua dengan si anak. Saat di mana anda memberi kehadiran yang spesial untuk dirinya. Juga saat anda di gunung yang dingin, dekat perapian, dlsb.

Cara Yang Tepat Menyentuh anak Remaja

Ada beberapa cara menyentuh anak kita: memeluk, mencium, memegang bahu, pegangan tangan, memijat, bergandengan siku.
Kesukaan anak remaja kita bisa beda. Ada yang senang dipijat, ada yang senang dipeluk, dan ada pula yang senang hanya pegang bahu. Kita harus memilih sesuai dengan selera mereka.
Setiap anak kita itu unik, jadi cobalah apa yang paling ia sukai dalam cara kita menyentuhnya. Khusus para ayah, jangan takut menyentuh anak putri anda. Diapun sangat membutuhkan sentuhan anda. Hanya anda harus sadar cara yang tepat supaya kekuatiran anda tidak terjadi. Misal, kuatir terjadi pikiran yang kurang baik. Sebab kalau tidak, anak puti akan sangat aktif dalam kehidupan seksnya saat ia mulai dewasa dan kurang berkembang dalam identitas seksualnya sebagai seorang wanita.

BAHASA CINTA No. 3 :
Waktu Yang Berkualitas

Memberikan remaja anda waktu yang berkualitas berarti memberikan mereka satu porsi kehidupanmu. Waktu berkualitas berarti memberikan remaja anda perhatian yang tak terbagi-bagi (konsentrasi penuh). Waktu berkualitas berarti komunikasi anda sangat berkuasa sebab disertai dengan cinta kasih

Hal ini membutuhkan banyak pengorbanan sebab membutuhkan banyak waktu dan konsetrasi anda. Hal 1 dan ke 2 bisa diberikan dalam waktu hanya beberapa detik atau menit, tapi ini tidak bisa. Ia membutuhkan waktu berjam-jam. Dalam dunia yang tergesa dan instan, banyak ortu sulit berkomunikasi dengan waktu yang berlualitas. Itu sebabnya banyak anak remaja kita tanki cinta tetap kosong. Mereka hanya merasa sebagai benda koleksi ayahnya yang hanya disentuh pada saat ayahnya suka sama dia. Benda koleksi yang tidak beda nilainya dari hobby ayahnya bermain bulutangkis atau golf.

Meski anda sibuk, anda harus menyediakan (bukan menyisakan) waktu untuk remaja anda, berikan dengan perhatian yang penuh. Tanpa konsentrasi yang penuh, remaja anda hanya akan mengalami kecemasan sebab ia merasa kurang dipentingkan ayahnya. Dia akan merasa kurang berharga dan dapat mencelakakan dirinya dengan drugs atau lainnya.

Kebersamaan (Togetherness)

Aspek utama dari waktu yang berkualitas adalah togetherness. Menjadi hadir bersama dengan anak remaja anda di rumah bukan berarti itu sama dengan waktu berkualitas. Anda bisa seruangan tapi pikiran anda tidak pada anak tapi pada pekerjaan kantor.

Kebersamaan selalu berarti ada kontak yang pribadi satu sama lain. Menonton TV bersama belum tentu itu togetherness. Jika anak kemudian merasa dalam hatinya, ayahku lebih mencotai sport dari pada aku, ia akan tumbuh dalam kesepian. Tapi jika ia menangkap pesan dari kebersamaan itu, “ Ayahku lebih mementingkan kebersamaan dengan aku daripada permainan yang ada. Aku senang bersama ayahku”. Ini berarti keduanya sudah terhubung.

Apa artinya menjadi “satu” (to be “in touch”) dengan anak anda? Artinya, perasaan anak remaja anda tertuju pada perhatian anda. Ortu perlu secara sengaja mencari waktu komunikasi dengan kontak mata, kata kata, sentuhan dan bahasa tubuh yang mendalam. Anak anda harus merasa dirinya lebih penting dari even yang membuat anda bersama-sama (main game, nonton TV, makan, dll). Bagi anak yang perlu adalah, masalahnya akan diperhatikan dan didengarkan saat bersama. Di mana anak bebas menceritakan masalahnya, dan si ayah atau ibu sangat tertarik pada ceritanya. Jika anda tidak tertarik pada masalahnya, waktu bersama itu tidak ada gunanya. Jadi maslaahnya, fokus harus ada pada anak bukan pada aktifitas.

Ciri Percakapan yang berkualitas:

• Pelihara kontak mata ketika berbicara
• Mendengar dengan serius, tidak melakukan apapun
• Mendengar perasaan remaja
• Memperahtikan gerak tubuh
• Jangan memotong percakapan
• Tanyakan pertanyaan reflektif
• Ungkapkan pengertian anda
• Minta ijin kalau menyampaikan pendapat anda

BAHASA CINTA KE 4:
TINDAKAN-TINDAKAN PELAYANAN

Menjadi ortu adalah pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan. Pada saat anda memutuskan punya anak, anda mengikatkan diri pada pelayanan dalam jangka panjang.

Pada saat anda memasuki remaja anda akan menghadapi banyak kesulitan. Namun ketika anda merasa gagal menghadapi remaja anda, diam-diam di kamar tulislah kembali apa yang sudah anda lakukan terhadap dia. Saat ia kecil anda berkali-kali mengganti popok, diapers, menyiapkan makanan dan minumannya. Bangun saat malam. Mencuci, menstrika, membeli dan memperbaiki mainannya, memandikan dan menyisir rambutnya, dll. Bacalah itu keras-keras di kamarmu sendirian. Itulah bukti-bukti bahwa engkau sudah mencintai anakmu bertahun-tahun dan engkau sudah berhasil membawa dia ke masa remaja.

Sekarang anakmu masuk usia remaja. Anda perlu belajar beberapa dialek baru dalam percakapan dengan anak anda. Anda harus belajar bahasa pelayanan yang baru. Sekarang sudah tidak ada lagi ganti popok, menyuap anak, mengganti ban sepeda, dsb.

Dalam sejarah kita belajar beberapa tokoh yang melayani dalam cinta kasih. Siapa yang tidak kenal Mother Theresa di India. Ia mengabdikan dirinya dalam pelayanan soail pada kaum miskin. Yesus sendiri menjadi contoh. Ia berkata, “ aku datang bukan untuk dilayani tetapi melayani dan memberikan nyawaku bagi tebusan banyak orang”. Yesus berkata, “siapa yang mau jadi terbesar hendaklah ia jadi pelayan semuanya”.

a. Pelayanan harus diberikan dengan sukarela, bukan terpaksa. Melayani dengan cinta bukanlah perbudakan. Perbudakan dilakukan secara terpaksa karena dorongan luar, misal kebutuhan uang, rasa takut, dsb. Tapi pelayanan kasih ini dimotivasi dari dalam hati dengan sukarela dan sukacita. Pelayanan ini adalah sebuah pemberian, dilakuakn dengan sukarela dan bukan paksaan. Jika ortu melayani terpaksa dengan sungut-sungut dan kepahitan, mereka bisa memenuhi kebutuhan fisik anak tapi tidak memenuhi kebutuhan jiwa mereka. Periksalah, apakah pelayanan anda saat ini pada anak karena cinta kasih atau terpaksa?

b. Tidak sedikit cinta yang diberikan ortu sangat manipulatif. Misal seorang ayah berkata pada anaknya: “ aku akan antar kamu ke mall juma temanmu, asalkan kamu bersihkan kamarmu ya!” Inilah bukan pelayanan, tetapi sebuah kontrak. “Aku akan, jika kamu…” Ini memang kadang diperlukan, tetapi ini bukanlah ekspresi kasih emosional yang membangun. Jika pelayanan anda pada anak selalu dihubungkan dengan pelayanan si anak yang kamu inginkan, anda melakukan manipulasi. Manipulasi bukanlah kasih. Kasih harus diberikan secara Cuma Cuma.

c. Kasih dan pelayanan yang anda berikan akan menjadi contoh atau teladan bagi anak anda. Ia akan meniru model kasih yang kita berikan padanya



Bahasa Kasih ke 5
PEMBERIAN (GIFTS)

Gifts dapat dilihat dan dirasakan, sebagai bukti cinta. Kata Yunani gift adalah charis yang artinya: anugerah, pemberian Cuma-Cuma. Ini diberikan karena ortu ingin membagikan kasih yang tak bersyarat kepada remajanya.

Jika kita memberikan pada anak karena ia layak, ia baik dan manis perbuatannya maka itu bukanlah gift. Kapan anda memberikan hadian pada anak anda? Mengapa anda memberikannya?

Dalam memberikan hadiah usahakanlah ada sedikit seremoni. Ada ungkapan cinta anda pada anak. Katakan padanya: aku berikan ini karena aku mencintaimu. Aku merasa bangga akan kamu, dan aku merasa kamu penting dalam hidupku.

Dalam memberikan hadiah perhatikanlah minat dan kebutuhan anak anda. Apa yang ia butuhkan saat itu.
Diposting oleh Hisar Sebastian

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates